Bekasi - Ketua
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Arief Budiman, mendorong
jajarannya untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam menyelenggarakan tahapan
Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Inovasi dan
kreasi dapat menciptakan hal baru dalam pemilu.
“KPU
selalu berupaya membuat kreasi baru yang tujuannya membuat pemilu berjalan
lebih baik,” Kata Arief saat membuka Bimbingan teknis (Bimtek) Pemungutan,
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Serta Sosialisasi
Sistem Informasi Penghitungan (Situng) Pilkada 2018, Gelombang ke-1, Rabu
(21/2/2018).
Kegiatan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Serta Sosialisasi Sistem Informasi
Penghitungan (Situng) sendiri berlangsung 21-23 Februari 2018. Hadir pada
bimtek tersebut Komisioner KPU Ilham Saputra dan Evi Novida Ginting, Ketua
Komisi II DPR RI Zainudin Amali, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP RI) Hardjono, Anggota Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu
RI) Muhammad Afifuddin, Ketua Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA
Penca), asisten I Pemerintah Provinsi Riau Ahmad saharofi, dan Direktur Pusat
Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Peserta
Bimtek gelombang pertama ini adalah Komisioner divisi Teknis Pemilu,
Kabag/kasubag yang membawahi Teknis Pemilu dan penanggung jawab operator
aplikasi Sistem Informasiu Penghitungan Suara (SITUNG) di 127 satuan kerja,
baik KPU Provinsi maupun kabupaten/kota di wilayah barat Indonesia yaitu
Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Selatan
(Sumsel), Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung (Babel), Lampung, Kepulauan Riau
(Kepri), Jawa Barat (Jabar), Bali dan Aceh.
Menurut
Arief, jika tidak ada hal baru yang ditemukan, berarti termasuk golongan yang
merugi. Untuk itu, setiap bagian harus memiliki sesuatu yang baru untuk
menjadikan pemilu lebih baik lagi. “Kemarin pencocokan dan penelitian (coklit)
data pemilih serentak bukan sekedar menawarkan pekerjaan teknis, tapi untuk
mengubah cara pandang atau kultur bekerja. Kita akan buat gerakan coklit serentak
sedunia. Tiap pemilu kita harus punya yang baru,” tegasnya.
Ketua
Komisi II DPR RI, Zainudin Amali, mendukung pelaksanan Bimtek yang digelar oleh
KPU RI. Seperti yang kita tahu, Pemilihan Tahun 2018 akan diikuti oleh jumlah
peserta dan pemilih yang terbesar dibandingkan dengan Pemilihan sebelumnya.
“Sebagian
kekisruhan pilkada bukan tidak mungkin disebabkan penyelenggaraan pilkada yang
kurang profesional. Bimtek ini menjadi bagian dari upaya menghindari
ketidakprofesionalan dan kemandirian itu,” ujar Zainudin. “Bimtek ini bisa
ingatkan kembali cara tepat apa yang bisa dilakukan oleh KPU. Kewaspadaan dan
ketelitian dan fokus kita juga akan diingatkan kembali,” sambungnya.
Sementara
itu, Kepala Biro Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal KPU, Nur Syarifah
mengatakan, tujuan Bimtek agar satuan kerja KPU yang menggelar Pemilihan Tahun
2018 dapat mendapatkan pemahaman yang sama mengenai kebijakan pemungutan
penghitungan dan rekapitulasi suara.
“Kita
juga mempersiapkan diri penggunaan aplikasi yang kita gunakan dalam tahapan
ini. Aplikasi Situng merupakan instrumen yang Pilkada Tahun 2015 dan 2017
menginformasikan dengan cepat bagaimana proses rekapitulasi suara di tingkat
PPS (Panitia Pemungutan Suara), PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dan KPU
kab/kota untuk diketahui masyarakat,” pungkasnya.
Hari
kedua Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemungutan, Penghitungan Suara dan Rekapitulasi
Hasil Penghitungan Suara serta Sosialisasi Sistem Informasi Penghitungan Suara
(Situng) Pemilih Kepala Daerah (Pilkada) 2018, membagi peserta kedalam empat
kelas. Tiga kelas dialokasikan untuk Building Resources In Democracy,
Government and Election (BRIDGE) sementara satu kelas untuk operator.
Khusus
untuk kelas operator, dimoderatori oleh Kapala Sub Bagian (Kasubag) Pemungutan
dan Penghitungan Suara, Biro Tekmas KPU, Solahuddin, sedangkan pemateri berasal
dari tim Pusilkom Universitas Indonesia (UI).
Situng
sendiri merupakan aplikasi yang digunakan untuk memastikan transparansi
penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) ataupun pilkada sehingga dapat
dijalankan dengan baik. Selain itu situng juga mendorong partisipasi masyarakat
dalam mengawal hasil pilkada kepada masyarakat.
Fungsi
dari situng menampilkan hasil pemungutan suara mulai tingkat tempat pemungutan
suara (TPS) hingga ke tingkat pusat.
Oleh karena itu operator situng diminta untuk memahami tugas pokok serta
fungsinya (tupoksi) tersebut.
Yang
perlu dipedomani dalam penggunaan aplikasi Situng adalah tepat jenis, tepat
jumlah dan tepat waktu. Ada tiga jenis penggunaan aplikasi Situng antara lain
sebagai alat pindai scan form C1 (TPS), DAA (Kelurahan/Desa), DA1 (Kecamatan),
DB1 (Kabupaten), dan DC1 (Provinsi) untuk Pilgub. Situng juga sebagai entry
data form C1, terakhir sebagai penggunaan Aplikasi Excel Form DAA, DA1, DB1,
dan DC1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar